Dalam kepala ni macam ada banyak yang nak dikongsikan bersama. Tapi bila dah start nak menaip idea tu hilang...
Laki-laki dan perempuan saling mengenal, saling memahami, saling bantu, bergandeng tangan,saling menanggung, dan cekatan mendahulukan, Serasi,,,!
Yang sedang bercinta-cinta, jagalah dirimu,jagalah hatimu, segerakanlah perkahwinanmu.Yang cinta baru berputik, jadikan cinta Allah lebih utama. Bawalah cintamu ke saluran yang betul (perkahwinan), agar syaitan tidak merosakkannya.
Allahu'alam...
Nak kongsi something dari buku Agar bidadari mencemburuiku. Sudah dikongsikan di facebook.So, nak kongsi di sini. Ni sebahagian dalam salah satu chapter dalam buku. Sekali lagi nak recommend buku ni untuk kaum wanita di luar sana untuk membacanya. Aku tak tukar bahasanya. Jadi, kalau ada masalah dengan bahasa ketika membacanya, minta maaf ye! :)
*******************
Laki-laki dan perempuan saling mengenal, saling memahami, saling bantu, bergandeng tangan,saling menanggung, dan cekatan mendahulukan, Serasi,,,!
Lalu? Harusnya kau tahu, Bidadari bisa cemburu. Itu tantangan, Untuk medekatkan sumbu potensi diri dengan nyala suci ruh keshalihan agar bidadari cemburu Padamu. Bukan dengan tebar pesona Fisik tertentu. Karena pasti Muke’lu jauh. He he he,,,.Tak juga dengan memenjara diri antara dapur, kelambu, dan sumur ; Karena Allah dan Rasul tak pernah bermaksud begitu
Yah, ketertarikan pada dimensi kepribadian memang perlu kita waspadai, meski wajar. Lihatlah puteri Syu’aib. Ia begitu tertarik pada Musa. Tapi tak pernah dikisahkan ia melakukan kontak konsultasi dan berbagi masalah dengan Musa. Ia justru berbagi dengan sang ayah, bahkan meanmpakkan ketertarikan dalam siratan yang halus :
Yah, ketertarikan pada dimensi kepribadian memang perlu kita waspadai, meski wajar. Lihatlah puteri Syu’aib. Ia begitu tertarik pada Musa. Tapi tak pernah dikisahkan ia melakukan kontak konsultasi dan berbagi masalah dengan Musa. Ia justru berbagi dengan sang ayah, bahkan meanmpakkan ketertarikan dalam siratan yang halus :
”. . . Wahai ayahku, ambilah ia sebagai orang yang bekerja untuk kita. Karena sesungguhnya, orang yang paling baik ayah ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Al Qashash 26)Ah, sekedar pengambilan objektivitas, kita dengar lagi nasihat Ibnu Mas’ud di saat riak-riak rasa ini hadir,
”jika kau tertarik pada seseorang, ingatlah kejelekan-kejelakannya!”.
kita putus rantai tazyin (menghias-hias) dari syaitan ini dengan mengingat kemanusiawian si dia. Sesuatu yang kita sikapi sebagai penjagaan hati, bahwa Sang Maha Sempurna harus lebih diprioritaskan daripada dia.
Cintailah sesuatu sewajarnya, kata Rasulullah karena mungkin suatu ketika ia akan menjadi sesuatu yang kau benci. Dan sederhanalah dalam membenci karena suatu saat mungkin ia menjadi sesuatu yang kau cinta. Sekali lagi anda jauh lebih tau daripada saya. Bahwa mungkin perlu bagi anda menjaga rahasia siapa nama orang yang anda tertarik padanya.
Menjaga dalam keikhlasan hati, menjaga dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkapan lisan, dan menjaga dalam ekspresi diri. Seperti Fatimah dan ’Ali, saling mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapa, kepasrahan paling kuat, dan ikhtiyar suci yang menemukan jalannya, dengan karunia Allah ! jika kita husnuzhzan padaNya.
Cinta adalah ruh yang mengalir lembut, menyenangkan, bersinar, jernih, dan ceria. Terkadang juga memanifestasi menjadi luh yang mengalir lembut, menyesakkan, berderai, jerih dan badai , tak pernah ia dihukum haram. Karena ia bukan virus yang memberikan penyakit pada jiwa seperti yang sering kita salah tafsirkan.
Justru cinta, adalah makhluk Allah yang harus dijaga kesehatannya dari setiap penyakit yang mencoba menungganginya. Penyakit yang datang dari syaitan, syahwat, maupun syubhat. Dua remaja di singsingan fajar risalah, Fathimah dan ’Ali mencontohkan bagaimana cinta hidup, dengan sehat, tanpa penyakit yang menggangu kekhusu’an. Ia menjadi rahasia hati, simpati, ketertarikan, kontrol diri, doa, dan harapan. Saking rahasianya, sampai syaitan pun tak tahu.
Begitu pun, saat Muhammad ibn’ Abdullah ditanya, maukah ia menikah dengan Khadijah, ia berkata segera, ”bagaimana caranya?”. perhatikanlah intonasi penuh antusiasme ini. Cinta itu sudah tumbuh dan bersemi dalam dirinya. Persis seperti siratan makna dari sabdanya bertahun-tahun kemudian.
Apa perlunya menjanji yang tak pasti. Tak diminta pun bidadari pasti menanti. Dan lelaki langit akan datang bersama cahaya.
** Sorry kalau ada word yang tak paham.Tapi rasanya bahasa Indonesianya tidaklah begitu sukar difahami. Diambil dari buku agar bidadari cemburu padamu. Best sangat buku ni. Menjadi ingatan pada diri dan semoga kita dapat menjaga hati agar cinta Ilahi itu yang diutamakan.
Cintailah sesuatu sewajarnya, kata Rasulullah karena mungkin suatu ketika ia akan menjadi sesuatu yang kau benci. Dan sederhanalah dalam membenci karena suatu saat mungkin ia menjadi sesuatu yang kau cinta. Sekali lagi anda jauh lebih tau daripada saya. Bahwa mungkin perlu bagi anda menjaga rahasia siapa nama orang yang anda tertarik padanya.
Menjaga dalam keikhlasan hati, menjaga dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkapan lisan, dan menjaga dalam ekspresi diri. Seperti Fatimah dan ’Ali, saling mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapa, kepasrahan paling kuat, dan ikhtiyar suci yang menemukan jalannya, dengan karunia Allah ! jika kita husnuzhzan padaNya.
Cinta adalah ruh yang mengalir lembut, menyenangkan, bersinar, jernih, dan ceria. Terkadang juga memanifestasi menjadi luh yang mengalir lembut, menyesakkan, berderai, jerih dan badai , tak pernah ia dihukum haram. Karena ia bukan virus yang memberikan penyakit pada jiwa seperti yang sering kita salah tafsirkan.
Justru cinta, adalah makhluk Allah yang harus dijaga kesehatannya dari setiap penyakit yang mencoba menungganginya. Penyakit yang datang dari syaitan, syahwat, maupun syubhat. Dua remaja di singsingan fajar risalah, Fathimah dan ’Ali mencontohkan bagaimana cinta hidup, dengan sehat, tanpa penyakit yang menggangu kekhusu’an. Ia menjadi rahasia hati, simpati, ketertarikan, kontrol diri, doa, dan harapan. Saking rahasianya, sampai syaitan pun tak tahu.
Rabbi, bila ku jatuh hati
Ku ingin terbang cepat
Hingga syaitan tak sanggup hinggap
Begitu pun, saat Muhammad ibn’ Abdullah ditanya, maukah ia menikah dengan Khadijah, ia berkata segera, ”bagaimana caranya?”. perhatikanlah intonasi penuh antusiasme ini. Cinta itu sudah tumbuh dan bersemi dalam dirinya. Persis seperti siratan makna dari sabdanya bertahun-tahun kemudian.
”Tidak terlihat, bagi dua orang saling mencintai. Yang seperti pernikahan” (HR Ibnu Majah)Seperti bunga, cinta sejati takkan mampu menyembunyikan semerbak wanginya. Eksistensi cinta mengejawantah dalam kelembutan, kecerdasan, perbaikan diri, keshalihan dan tentu juga keikhlasan. Tanpa keihklasan yang digantungkan pada Pemilik ’Arsyi Maha Tinggi, ia akan mati. Ia mati, persis seperti setangkai mawar yang dipotong hanya untuk dipersembahkan pada kekasih.
”Dan hendaklah menjaga kesucian dirinya, orang-orang yang belum mampu menikah, hingga Allah mengayakan mereka dari karunianYa. .” (An Nur 33)Pastinya engkau tahu makna keikhlasan dalam setiap amal. Dan ketidaktahuan adalah syariat agar kita segera mengkaji. Cinta yang tercabut dari tangkai keikhlasan akan menjadi bunga potong yang mungkin sesaat merona, dan selanjutnya masuk ke tempat sampah. Saat kemampuan nikah belum ditangan, biarlah cinta berekspresi menjadi keshalihan, perbaikan diri hari demi hari. Karena samapta janji Ilahi telah terukir di pelataran wahyu : keshalihan menjumpai keshalihan dan kebusukan menjumpai kebusukan.
Bagaimana dengan yang saling cinta dan berkomitmen untuk tidak pacaran? Pada beberapa kasus saya temui, tetap saja ia tumbuh tidak sehat. Apalagi jika tetap berasa dalam satu lingkungan yang keterjangkauan komunikasinya tinggi. Kecuali beberapa yagn sangat sedikit jumlahnya. Jebakan-jebakan syaitan terlalu rumit untuk kita pahami terlebih dahulu hinga kita punya solusi dan prevensi. Sejak zaman Adam dan Hawa, hanya kata taqwa, termasuk taqwa dalam interaksi, yang bisa meredam makar syaitan.”Wanita-wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor untuk perempuan yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik. . . ” (An Nur 26)
Bahkan, tak perlu pula berkata, ”Dinda, tunggu aku tiga tahun lagi !”.”Dan hendaklah menjaga kesucian dirinya, orang-orang yang belum mampu menikah, hingga Allah mengayakan mereka dari karuniaNya..” (An Nur 33)
Apa perlunya menjanji yang tak pasti. Tak diminta pun bidadari pasti menanti. Dan lelaki langit akan datang bersama cahaya.
** Sorry kalau ada word yang tak paham.Tapi rasanya bahasa Indonesianya tidaklah begitu sukar difahami. Diambil dari buku agar bidadari cemburu padamu. Best sangat buku ni. Menjadi ingatan pada diri dan semoga kita dapat menjaga hati agar cinta Ilahi itu yang diutamakan.
Yang sedang bercinta-cinta, jagalah dirimu,jagalah hatimu, segerakanlah perkahwinanmu.Yang cinta baru berputik, jadikan cinta Allah lebih utama. Bawalah cintamu ke saluran yang betul (perkahwinan), agar syaitan tidak merosakkannya.
Allahu'alam...
Comments
ada paham?
ahahah pak bambang..aku rindu sama dia..
suka2. thanks for sharing kak mimi.